Selasa, 30 Oktober 2012

Sejarah desa Kradenan

CERITA MENGENAI KRADENAN
Dukuh Kradenan, menurut cerita para orang tua sebenarnya masih ada hubungan dengan Giri Kedaton. Sahdan, saat pengusa Giri Kedaton terakhir yaitu Panembahan Mas Witana Sideng Rana, di gantikan oleh Pangeran Puspa Ira(Singonegoro) atas perintah Sunan Amangkurat I. Maka kekuasaan Giri benar2 berakhir. Karena Panembahan Mas Witana adalah Keturunan Sunan Giri terakhir yg memegang tampuk kekuasaan di Giri Kedaton. Dan oleh karena pada saat itu pengaruh kekuasaan Giri mulai pudar dan para keturunan Giri tidak mempunyai kedudukan apapun di Giri, Karena Giri sudah di kuasaai oleh mataram, Maka banyak Keturunan Sunan Giri yg keluar dari Wilayah Giri. Salah satu wilayah yg di tuju adalah wilayah barat Giri yaitu Daerah Lamongan. Waktu itu daerah sekitar Lamongan masih berupa hutan. Dan yg paling banyak adalah hutan bambu. Salah satu di antara keturunan Giri yg mengembara ke barat adalah R. Ronokusumo dan R. Ronowijoyo. Dua orang ini adalah saudara kakak beradik. Setelah melakukan perjalanan yg panjang ke arah barat, kedua orang ini singgah di sebuah daerah di lereng Gunung Pegat Sebelah Selatan. Karena di pikir daerah ini cocok untuk mendirikan perkampungan yg aman dari kejaran kaki tangan Amangkurat l yg selalu mengejar ngejar Keturunan dari Giri Kedaton. Maka Keturunan Giri itu, di bantu dg para pengikutnya Mendirikan Perkampungan di situ. Karena alasan keamanan, maka di pilihlah tempat yg agak sepi dan jauh dari jangkauan pasukan Mataram. Tempat itu sekaran terkenal dg sebutan "Ndelik" yg dlm bahasa jawa artinya "Ngumpet" atau "Sembunyi". Lama kelamaan perkampungan baru itu mulai ramai. Nah, pada saat kondisi mulai aman karena kekuasaan mataram yg mulai redup karena akibat di pecah belah oleh belanda, Maka di antara keturunan dari R. Ronokusumo, yaitu R. Qosim dan R. Koyan berniat membuka perkampungan baru. Maka di pilihlah daerah yg agak ke barat dari Ndelik sebagai perkampungan baru. Dan di Saat Pemerintahan Belanda Menganjurkan sebuah nama dan pemimpin untuk sebuah kampung yg baru, maka di sepakati R.Qosim sang kakak sebagai Lurah dan sang adik R.Koyan sebagai Carik. Ini sebagai bentuk penghargaan atas jasa kedua keturunan Giri tsb. Dan karena di haruskan pula perkampungan baru harus punya nama, maka di sepakati di beri nama "Keradenan" yang artinya; Tempatnya para Raden. Versi lain dari nama "Keradenan" tsb, di kisahkan bahwa karena pada waktu itu, para keturunan dari Giri Kedaton tsb kalo tidak di panggil dg sebutan "Raden" maka mereka tdk mau menoleh. Karenanya sebagian warga kampung2 tetangga di daerah situ menganggap Para Keturuan Giri itu Sombong dan Mereka menyebutnya "Keradenen". (Yang tafsiran mereka kok keradenen banget, masak kalo nggak di panggil dg embel2 raden kok nggah mau noleh) Demikianlah, akhirnya perkampungan tersebut terkenal dg sebutan Keradenan atau Kradenan. Mengenai kebenaran cerita di atas, hanya penulis aja yg tahu. Wassalam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yg beri koment dpt phala bsar!!aminn,,hehe :)
jgn spam ya,pliss