Music Rock
Sejarah musik rock memiliki
asal yang beragam. Di awal tahun 1950-an orang berdebat mengenai akar dari musik
rock and roll ini. Musik rock pada dasarnya dieksplor dan dikembangkan oleh
banyak orang namun demikian akar musik rock yang paling kuat adalah pada musik
blues dan rhythm. Blues dan rhythm lalu memproduksi sebuah lagu yang oleh
beberapa orang diklaim sebagai lagu rock and roll pertama berjudul 'Rocket '88'
oleh Jackie Brenston.
Dengan berjalannya waktu, black musik yang dianggap sebagai musik
'ras' ini mulai disukai. Pendengar kulit putih juga mendengarkan lagu-lagu
R&B dan membeli rekamanan 'ras' ini. Masuknya black music ke telinga
audience mainstream mempopulerkan Motown, label rekaman khusus untuk black
music yang menjadi bagian terbesar musik pop tahun 1960an. Namun demikian,
kebanyakan pendengar kulit putih hanya mendengarkan black music bila lagu-lagu
tersebut dinyanyikan ulang oleh penyanyi kulit putih.
Di akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an kebanyakan pendengar
muda mendengarkan campuran dari musik rock and roll, pop dan R&B. Rock
bagaimanapun masih dilihat sebagai jenis musik sendiri sampai akhir tahun 1960an
dengan adanya Motown, The Beatles, Rolling Stones dan aliran rock keras seperti
Led Zeppelin dan Jimi HendrixSejarah musik rock memiliki asal yang beragam. Di
awal tahun 1950an orang berdebat mengenai akar dari musik rock and roll ini.
Musik rock pada dasarnya dieksplor dan dikembangkan oleh banyak orang namun
demikian akar musik rock yang paling kuat adalah pada musik blues dan rhythm.
Blues dan rhythm lalu memproduski sebuah lagu yang oleh beberapa orang diklaim
sebagai lagu rock and roll pertama berjudul 'Rocket '88' oleh Jackie Brenston.
Dengan berjalannya waktu, black musik yang dianggap sebagai musik 'ras' ini
mulai disukai. Pendengar kulit putih juga mendengarkan lagu-lagu R&B dan
membeli rekamanan 'ras' ini. Masuknya black music ke telinga audience
mainstream mempopulerkan Motown, label rekaman khusus untuk black music yang
menjadi bagian terbesar musik pop tahun 1960an. Namun demikian, kebanyakan
pendengar kulit putih hanya mendengarkan black music bila lagu-lagu tersebut
dinyanyikan ulang oleh penyanyi kulit putih. Di akhir tahun 1950an dan awal
tahun 1960an kebanayakn pendengar muda mendengarkan campuran dari musik rock
and roll, pop dan R&B. Rock bagaimanapun masih dilihat sebagai jenis musik
sendiri sampai akhir tahun 1960an dengan adanya Motown, The Beatles, Rolling
Stones dan aliran rock keras seperti Led Zeppelin dan Jimi Hendrix.
Sejarah Musik Gambus & Melayu Indonesia
Sejak kapan perhelatan
perkawinan dimeriahkan hiburan? Paling sedikit di Batavia sejak menjelang akhir
abad ke-18, begitulah laporan seorang pelancong Jawa bernama Sastrodarmo yang
berkunjung ke Batavia pada zaman itu. Jenis hiburan pun dilaporkannya antara
lain gambus dengan lagu-lagu Arab.
Gambus adalah musik yang dibawa peranakan Arab dari Hadramaut
(Yaman). Perantau Arab ini menurut C.C. Berg memang ramai sekali berdatangan ke
Hindia Belanda pada abad ke-18 dan menunjukkan eskalasi pada abad ke-19 .
Tentu saja sulit bagi kita untuk melacak grup gambus yang populer
pada abad-abad tersebut. Catatan yang dapat dipertanggungjawabkan berasal dari
era menjelang dan sesudah PD II. Berikut ini rangkuman percakapan KSK dengan
seorang penyanyi lagu Melayu yang terkenal dengan lagunya Ya Mustafa yaitu
Munif Bahaswan yang berlangsung di Jakarta.
Extra Melayu
Market gambus bukan hanya kalangan peranakan Arab, tetapi
orang-orang non Arab pun banyak yang menyukai gambus. Mempertimbangkan selera
market, menurut Munif, orkes gambus sering membawakan extra lagu Melayu, atau
extra Melayu. Market di kalangan non Arab makin meluas, akhirnya pada tahun
1950 awak grup-grup gambus yang ada seperti Al Wardah, yang pada awalnya
dipimpin Umar Hamada kemudian Muchtar Lutfi, mendirikan Orkes Melayu Moderen
Sinar Medan di bawah pimpinan Umar Fauzi Aseran. Disebut orkes Melayu moderen
karena menggunakan alat tiup (brass) seperti klarinet, saxophone, dan trompet.
Kemudian hari disebut Orkes Melayu saja, yang sering disingkat OM.
Trend ini diikuti oleh awak gambus Al-Wathon pimpinan Hassan
Alaydrus yang mendirikan OM Kenangan pimpinan Hussein Aidit. Sementara itu awak
orkes gambus Surabaya Al Afan pimpinan A. Kadir, menurut Munif, mendirikan OM
Sinar Kemala pimpinan A. Kadir juga. Menurut Munif, mantan Mendikbud Fuad
Hassan pernah bermain biola untuk orkes gambus Al Afan. Dalam percakapan dengan
penulis, Hassan Alaydrus juga memberikan kesaksian yang sama bahwa Fuad Hassan
pernah bermain gambus. Namun kepada penulis Fuad Hassan mengatakan bahwa ia tak
pernah bermain gambus melainkan ikut orchestra besar, mungkin semacam New York
Philarmonic Orchestra.
Abdul Haris, M. Thahar, dan Hussein Bawafi adalah pengarang lagu
Melayu generasi pertama. A. Haris terkenal dengan lagu Kudaku Lari. Lagu ini
diilhami oleh back sound film Mesir Syaifi wal Qalbi yang dibintangi Abdul
Wahab. Wahab adalah bintang film dan penyanyi Mesir yang amat digemari di
Indonersia. Penyanyi Mesir perempuan yang nyaris menjadi mitologi
"persatuan Arab"adalah Ummi Kalsum.
M. Thahar mengarang lagu Cinta Hampa. Lagu ini mencuat merobek
cakrawala musik Melayu berkat suara yang gurih Hasnah Thahar, isteri M. Thahar.
Bawafi muncul di zaman itu dengan lagunya Khayalan dan Penyair, tetapi lagunya
yang mencuat adalah Seroja.
Lagu-lagu Melayu yang lahir di zaman ini meski pun mengalami up
dating dibanding dengan lagu Melayu klasik yang ditulis oleh
penggubah-penggubah N.N. (tak dikenal) seperti lagu Seringgit Dua Kupang yang
kini didangdutkan menjadi Ayam Jago Jenggernya Merah, tetapi menurut Munif
belum mencapai format lagu yang disebut songform. Struktur sebuah lagu yang
disebut songform adalah terdiri atas 32 bar dengan bagian yang diulang
(refrein) A1 + A2, klimaks (yang malah disebut refrein), dan kembali kepada A1
atau A2, atau malah muncul A3. A3 adalah syair yang bukan pengulangan dari
bait-bait sebelum klimaks.
Rhoma Irama menjadi "mazhab", ia adalah sebuah tonggak
dalam perjalanan musik Melayu. Aliran ini ramai pengikutnya hingga kini. Tak
banyak lagi yang "mengamalkan" musik Melayu moderen pada tahun 1970
kecuali M. Mashabi. Tetapi kelompok musik Mashabi hanya dapat ruang bermain di
tempat yang terlalu bersahaja dengan sound system bertenaga accu. Dan Mashabi
pun pergi ke haribaanNya dalam usia 40-an, di tahun 1970-an, pada saat musik
Melayu modern yang ikut dirintisnya memudar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yg beri koment dpt phala bsar!!aminn,,hehe :)
jgn spam ya,pliss